Strategi Ekspor Buah Apel


Strategi Ekspor Buah Apel





Strategi ekspor buah apel dapat dilakukan melalui kegiatan pengembangan agribisnis , salah satunya pada pengembangan agribisnis apel. Strategi ekspor buah perlu diimplementasikan untuk menjadikan Indonesia tidak selalu menjadi importir buah-buahan. Perbedaan kandungan sumberdaya alam yang terkadung di setiap negara mengakibatkan terjadinya perdagangan internasional yang terdiri dari ekspor dan impor. Kualitas ekspor buah apel akan sangat berpengaruh terhadap daya saing dari produk buah apel itu sendiri. Peningkatan daya saing dari buah apel ini salah satunya bertujuan untuk melibatkan Indonesia dalam ASSEAN Cina Free Trade Area (ACFTA).
Menurut Nafi (2017) faktor strategi yang harus diperhatikan dalam meningkatkan kualitas dan daya saing buah apel yaitu strategi ekspor buah apel di Indonesia dalam pemberlakuan ACFTA. Strategi ekspor apel ini terdapat strategi internal dan eksternal. 

Adapun strategi internal sebagai berikut:

1.        Perluasan kawasan khusus perkebunan apel
2.        Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan petani
3.        Penerapan standarisasi kebun dan buah apel
4.        Sistem resi gudang dan peningkatan standar mutu
5.        Peningkatan kerjasama antar eksportir dengan petani
6.        Penyelarasan kebijakan dalam strategi ekspor hortikultura

        Strategi eksternal sebagai berikut:

1.        Optimalisasi peran intelijen pemasaran
2.        Memperluas pangsa pasar
3.        Ekspansi ke dalam pasar global
4.        Meningkatkan kerjasama dan menjaga hubungan baik dengan pembeli
5.        Meningkatkan kegiatan promosi

Strategi ekspor buah apel yang terdiri dari strategi internal dan eksternal di atas selanjutnya menjadi keharusan pemerintah untuk mempunyai rencana jangka menengah dan panjang. Pemerintah juga harus segera menyelesaikan rencana program peningkatan produksi dan produktivitas produk pertanian dan cara-cara tertentu untuk meningkatkan prouktivitas buah lokal, khususnya buah apel ini. Program-progam ini harus dilaksanakan secara konsisten, sehingga produk buah apel domestik mampu menjaga kualitas ekspor dan mampu bersaing di pasar internasional.
   

 Pengembangan agribisnis apel yang dapat dilakukan selain dengan kegiatan ekspor 

adalah dengan pengembangan sistem pemasaran, penyediaan modal kerja, pengembangan teknologi  dan sarana produksi, peningkatan komitmen antar mitra kerja, serta pendampingan dan pembinaan.  
 Usaha-usaha strategi pengembangan agribisnis komoditas apel tersebut harus dijalankan secara selaras supaya tercapai perkembangan yang baik. Usaha pemasaran dapat lebih digiatkan kembali dengan memperluas jaringan perdagangan baik luar negeri maupun untuk pasar domestik atau lokal. 
Pemasaran yang sudah dapat dijalankan dengan baik dan memperlancar aliran produk kepada konsumen maka sistem yang ada perlu untuk dipertahankan dan bahkan dikembangkan. Usaha selanjutnya adalah penyediaan modal kerja yang banyak dibutuhkan guna pengembangan usaha. Modal dapat diperoleh melalui bank ataupun koperasi yang menyedikan suku bunga rendah, hal ini untuk memperkecil resiko buruk yang dapat terjadi. 
Usaha ketiga yaitu dengan pengembangan teknologi dan sarana produksi. Teknologi pada zaman sekarang merupakan kebutuhan yang sangat vital dimana perannya yang begitu dibutuhkan oleh setiap masyarakat untuk mempermudah pekerjaan mereka. Teknologi yang sesuai dengan keadaan dan ditunjang oleh sarana produksi yang memadai merupakan salah satu strategi besar dalam pengembangan agribisnis komoditas apel yang memberiakan dampak begitu kuat untuk kedepannya. 
Strategi dalam bidang teknologi dan penyediaan sarana produksi harus dibarengi dengan peningkatan komitmen antar mitra kerja. Komitmen antar mitra kerja adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan dimana  erat kaitannya dengan aspek pemasaran pula. Mitra kerja dalam hal ini sebagai kawan dalam pemasaran produk atau dapat dikatakan sebagai jalan untuk produk dalam menembus pasar hingga sampai ke tangan konsumen, sehingga komitmen untuk dapat bekerjasama dengan baik merupakan modal tercapainya agribisnis apel yang baik. 
Strategi pendampingan dan pembinaan harus dijalankan guna memberikan gambaran bagi para partisipan atau setiap pihak yang terlibat dalam proses agribisnis komoditas apel dari awal hingga akhir. Gambaran teresbut dapat berupa ketersediaan sumberdaya maupun sarana penunjang dari waktu ke waktu maupun keadaan pasar dan sifat-sifat konsumen yang ada dipasaran dalam kaitannya pasar komoditas apel.       
Strategi yang digunakan untuk mengembangkan sistem agribisnis apel salah satunya adalah meningkatkan sumber daya pertanian. Peningkatan sumber daya pertanian dilakukan dengan  meningkatkan kualitas petani dan meningkatkan wawasan petani. Wawasan petani yang tinggi juga dapat meningkatkan produksi apel yang dibudidayakan. Produksi apel yang melimpah akan memepengaruhi kegiatan agribisnis apel karena kebutuhan apel akan tersedia. Apel yang berkualitas dapat menjadi faktor strategis dalam pengembangan agribisnis. Untuk menciptakan apel yang berkualitas dan melimpah, petani harus memiliki wawasan tentang cara budidaya apel yang baik. Peningkatan produksi apel dilakukan dengan memperhatikan benih tanaman apel, cara budidaya, sampai cara pemanenan apel.
Produksi apel yang menurun merupakan tantangan dalam pengembangan agribisnis apel. Sistem agribisnis tidak akan berjalan lancar apabila dalam proses budidaya atau usaha tani tanaman apel tidak optimal. Penurunan produksi apel akan mempengaruhi ketersediaan apel sehingga harga jual apel akan semakin tinggi. Tingginya harga akan menyebapkan harga output kegiatan agribisnis apel juga akan semakin tinggi. Sehingga akan mempengaruhi permintaan konsumen. 
Strategi adaptasi untuk mengantisipasi penurunan produksi apel dapat dilakukan dengan merevitalisasi penggunaan lahan tanaman apel berdasarkan kesesuaian lahan apel dengan kondisi lingkungannya, menanam bibit apel yang unggul yang mampu beradaptasi dengan perubahan iklim terutama perubahan temperatur dan curah hujan, mengintensifkan teknik budidaya apel yang berorientasi pada pertanian yang berkelanjutan, meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan pestisida yang mengarah pada konservasi lahan dan pertanian ramah lingkungan, merehabilitasi penanaman apel dengan cara mengganti tanaman apel yang sudah tua, dan mencegah konservasi lahan tanaman apel menjadi lahan tanaman non apel (Anggara, dkk., 2017). Dengan demikian, sumber daya pertanian sangat memepengaruhi kegiatan agribisnis yang dilakukan.

Demikian artikel yang dapat saya buat
Terimakasih. Semoga bermanfaat..

Anggara, D. W. T., A. Suryanto, dan Ainurrasjid. 2017. Kendala Produksi Apel (Malus Sylvestris Mill) Var. Manalagi di Desa Poncokusumo Kabupaten Malang. Jurnal Produksi Tanaman, 5(2): 198-207.

Nafi, A. A. 2017. Strategi Ekspor Apel Indonesia dalam Perdagangan ASEAN-Cina Free Trade Area (ACFTA Tahun 2010-2014). Ilmu Hubungan Internasional, 5(3) :1071-1084.

Santoso, Imam. 2009. Pengembangan Aliansi Strategis dalam Ranati Pasokan Agroindustri Apel. Teknologi Pertanian, 10(1): 174-180.

database di bidang pertanian: pengertian, fungsi, dan jenisnya

PENGGUNAAN DATABASE PERTANIAN


Teknologi informasi yang semakin berkembang saat ini sangat membantu setiap kegiatan manusia. Kegiatan pengumpulan data oleh institusi maupun perseorangan tidak dapat terlepas dari penggunaan DBMS (Database Management System). 
DBMS (Database Management System) merupakan sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna basis data (database user) untuk memelihara, mengontrol, dan mengakses data-data secara praktis dan efisien. DBMS akan menjadi lapisan yang menghubungkan basis data dengan program aplikasi untuk memastikan bahwa basis data tetap terorganisasi secara konsisten dan dapat diakses dengan mudah oleh pengguna. 
Tujuan utama DBMS adalah untuk memberikan tinjauan data kepada pengguna. Sistem DBMS menyembunyikan informasi tentang bagaimana data disimpan, dipelihara, dan juga bisa diakses secara efisien. DBMS dapat digunakan di segala sektor, misalnya sektor pertanian. Artikel ini akan memaparkan mengenai pengertian database di sektor pertanian, tujuan database di sektor pertanian, jenis-jenis database.

1.      Pengertian Database Pertanian

Basis merupakan tempat atau ruangan untuk berkumpul. Data adalah fakta atau kejadian di dunia nyata yang mengandung arti yang dapat berupa simbol, gambar-gambar, dan kata-kata. Basis data atau database adalah representasi kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama-sama dan tanpa pengulangan yang tidak perlu untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Database adalah kumpulan informasi yang disimpan didalam komputer secara sistematik untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Database berisi sekumpulan informasi yang saling berkaitan pada suatu subjek tertentu untuk tujuan tertentu. Database pertanian adalah representasi dari kumpulan data yang meliputi data-data pertanian seperti luas lahan, produksi, produktivitas usahatani dan sebagainya yang disimpan secara bersama-sama tanpa adanya pengulangan data untuk memudahkan pekerjaan.

2.      Fungsi Penggunaan Database Pertanian

Menurut Arifin dan Akhmad (2004) fungsi database digunakan untuk mengelola data dalam daftar, yaitu menghitung data sesuai dengan kriteria yang diberikan. Database atau DBMS (Database Management System) pada sektor pertanian umumnya memiliki banyak fungsi yang dapat memudahkan pekerjaan pengguna. Fungsi umum database adalah untuk memudahkan pengguna basis data (database user) untuk memelihara, mengontrol dan mengakses data secara praktis dan efisien, sebagai alat pendefinisian data, menangani permintaan pengguna untuk mengakses data.

Fungsi – fungsi lain dari penggunaan database di bidang pertanian, yakni sebagai berikut :

1)     Mempermudah proses identifikasi data pertanian. Pengelompokkan data tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam cara seperti membuat beberapa tabel atau dengan field yang berbeda – beda. Contohnya suatu DBMS (Database Management System)  pada pertanian dapat mencari informasi data informasi luas lahan, produksi, produktivitas usahatani dan sebagainya dengan lebih cepat karena sudah dikelompokkan masing – masing.
2)     Menghindari data ganda yang tersimpan. DBMS dapat di atur sedemikian rupa agar mampu mengenali duplikasi data yang terjadi saat diinput. Hal ini dikarenakan sifat database yang dapat diakses oleh lebih dari satu pengguna. Pengaturan database tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu cara yaitu dengan menerapkan sistem kata kunci atau Primary Key.
3)     Mempermudah penggunaan hampir di semua sisi seperti memasukkan data baru, mengupdate atau bahkan menghapus data yang sudah tidak diperlukan lagi. Data pertanian rentan untuk berubah-ubah karena produksi peranian yang sering berubah, dengan adanya database ini akan memudahkan pengguna untuk memperbaharui atau mengupdate data.
4)     Menjadi solusi terbaik dari penggunaan kertas sebagai media penyimpanan yang kurang efektif dan banyak memakan ruang. Data-data pertanian tidak perlu lagi untuk disimpan dalam bentuk kertas, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pengguna.
5)     Dapat menjadi alternatif lain terkait masalah penyimpanan ruang dalam suatu aplikasi. Hal ini dikarenakan keterbatasan dari media penyimpanan oleh kebanyakan aplikasi komputer. Adanya database pertanian, maka pengguna tidak perlu khawatir untuk menyiman data pertanian Indonesia karena penyimpanan data yang sangat besar.

3.      Jenis-jenis database

Menurut Kroenke (2005) ada 4 jenis database yang memiliki kegunaan yang berbeda. Database pada umumnya terdiri dari data yang digunakan oleh banyak user atau pengguna. Masing – masing user tersebut tentunya memiliki keperluan yang berbeda – beda. Database dikelompokkan menjadi beberapa jenis dengan jenis dengan fungsi dan kegunaan masing – masing. 

Jenis – jenis database beserta fungsinya adalah sebagai berikut:

1)      Operational Database
Database jenis ini dapat menyimpan data dengan rinci agar dapat dioperasikan dari seluruh organisasi. Dalam hal ini mereka juga dapat disebut Subject Area Database (SADB), transaksi database, atau produksi database. Contoh dari Operational Database adalah database yang digunakan pelanggan, database akuntansi, database pribadi, database inventaris dan lain – lain.
2)      Relational Database
Relational database adalah satu set tabel yang menjelaskan dari mana data diakses dengan banyak cara tanpa harus melakukan reorganisasi tabel database. Database jenis ini dapat dibilang paling populer. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan Relational Database, user dapat mengakses atau mencari informasi dalam tabel yang berbeda – beda. Query yang dilakukan juga dapat melibatkan beberapa tabel karena fungsi relasi ini. Database ini menyimpan data dan informasi yang diambil dari operasional yang dipilih.
3)      Distributed Database
Database jenis ini dapat mendistribusikan data – data secara tersebar namun saling berhubungan serta dapat diakses secara bersama – sama. Database jenis ini biasanya digunakan pada suatu lembaga atau perusahaan yang terdiri dari beberapa cabang, agar dapat memudahkan user mengakses data dari tempat satu ke tempat lainnya. Database ini dapat mencakup kedua segmen yaitu operasional dan user database. Database ini adalah database kelompok kerja lokal dan departemen di kantor regional, kantor cabang, pabrik-pabrik, dan lokasi kerja lainnya.
4)      External Database
Database jenis ini mampu menyediakan akses ke bagian eksternal, Data yang disimpan nantinya akan digunakan untuk keperluan komersial. Akses kedalam database ini akan lebih mudah karena diperuntukkan bagi publik dan disamping itu juga lebih efisien karena tidak perlu mencari informasi dari internet.

Database pertanian adalah representasi kumpulan data yang meliputi data-data pertanian seperti luas lahan, produksi, produktivitas usahatani dan sebagainya yang disimpan secara bersama-sama tanpa adanya pengulangan untuk memudahkan pekerjaan. Fungsi – fungsi lain dari penggunaan database di bidang pertanian meliputi mempermudah proses identifikasi data pertanian dan sebagainya. Jenis database ada 4, dimana semua jenis database tersebut memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda.


Arifin, J., dan A. Fauzi. 2004. Aplikasi Exel dalam Fungsi Terapan (Non Finansial dan Non Statistik). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Kroenke, D. M. 2005. Dasar-dasar, Desain, dan Implementasi Database Processing Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.



Demikian artikel yang dapat saya buat.
Terimakasih, semoga bermanfaat..

Pemasaran: Tujuan dan Fungsi Pemasaran dalam Bisnis


Pemasaran: Tujuan dan Fungsi Pemasaran dalam Bisnis


 

Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan. Pemasaran merupakan serangkaian kegiatan untuk memilih sasaran pasar (target market), mengevaluasi kebutuhan konsumen, mengembangkan barang dan jasa, sebagai pemuas keinginan konsumen, memberikan nilai kepada konsumen dan keuntungan bagi perusahaan.

Pemasaran adalah segala sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun pembeli  potensial. Secara umum, Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan konsumen dan mencapai pasar serta tujuan suatu perusahaan.

Hampir semua aktivitas pemasaran dapat membantu produsen dalam memahami keinginan konsumen. Ketika pemasaran dilakukan secara efisien dan adil, pemasaran secara keseluruhan dapat meningkatan efisiensi ekonomi, peningkatan kepuasan konsumen dan keuntungan produsen.

Kegiatan pemasaran memiliki  6 tujuan yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut:


1.      Pemahaman tentang pasar dan konsumen

Pemahaman mengenai pasar dan konsumen merupakan tujuan utama kegiatan pemasaran. Pemahaman mengenai pasar dan konsumen akan memberikan pemahaman tentang peta persaingan, kebutuhan dan selera pasar, trend-trend dalam pasar, kondisi pasar yang didalamnya meliputi daya beli, keterbatasan dan ketertarikan yang memengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk.

2.      Membentuk produk yang sesuai dengan pasar

Seperti yang telah diketahui bahwa konsep pemasaran adalah memenuhi kebutuhan konsumen dengan menyediakan produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Tujuan ini adalah hasil kesinambungan dari tujuan pemasaran yang pertama yaitu pemahaman tentang pasar dan konsumen. Dari pemahaman tentang pasar dan konsumen, manajemen pemasaran akan mampu merencanakan dengan baik produk yang akan diproduksi untuk menghasilkan produk yang diinginkan oleh pasar.

3.      Memperoleh popularitas positif untuk produk

Salah satu cara untuk memasarkan produk yaitu dengan mengenalkan produk kepada konsumen dengan cara promosi. Tujuan utama kegiatan promosi adalah untuk mendorong produk tertentu untuk terkenal dan populer di pasar. Kepopuleran produk di dalam pasar dengan sendirinya akan dapat mendorong konsumen untuk membeli. Cara untuk membuat produk yang dihasilkan menjadi populer adalah dengan memasang iklan dan mengadakan event khusus yang dapat mendekatkan produk kepada konsumen.

4.      Memperoleh citra yang diinginkan

Citra produk merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pemasaran. Citra produk yang baik akan mendorong konsumen untuk lebih tertarik pada produk yang dipasarkan. Misalnya suatu produk elektronik harus memiliki citra bahwa produk tersebut memiliki kesan yang canggih dan tahan lama. Citra produk dapat dibangun dengan menggunaan tokoh idola sebagai brand image, melakukan propaganda melalui event, iklan, konten, dan pelayanan setelah penjualan yang optimal.

5.      Penjualan

Target utama kegiatan pemasaran adalah mampu melakukan penjualan terhadap produk yang dihasilakan. Kegiatan pemasaran ditujukan untuk meningkatkan tingkat penjualan perusahaan. Perusahaan biasanya akan membuat target penjualan yang kemudian akan digunakan sebagai target pencapaian pemasaran di masa yang akan datang.

6.      Kepuasan konsumen

Tujuan kegiatan pemasaran yang terakhir adalah untuk mendapatkan kepuasan konsumen. Konsumen yang merasa puas terhadap suatu produk akan dapat memberikan feedback yang dapat menjadi nilai lebih pada suatu kegiatan penjualan. Baik berupa testimoni yang kemudian akan mendorong konsumen lain untuk membeli produk, atau konsumen yang sama yang kembali membeli produk tersebut. Pencapaian tertinggi dari kegiatan pemasaran adalah mendapatkan pelanggan setia. Artinya, kegiatan pemasaran ini berhasil untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan memberikan kepuasan kepada konsumen.

Pemasaran memiliki peranan penting bagi kelangsungan usaha bisnis. Strategi pemasaran yang handal dapat menjadikan bisnis yang dijalankan menjadi sukses atau berhasil. Kegiatan pemasaran penting dilakukan oleh pelaku bisnis karena kegiatan pemasaran yang dilakuakan dapat memberikan informasi tentang produk secara umum yang ditawarkan kepada konsumen. Barang dan jasa yang telah dikenal oleh konsumen luas akan memperbesar peluang penjualan barang dan jasa tersebut.

 

Fungsi pemasaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu sebagai berikut:


1.      Fungsi pertukaran

Fungsi pertukaran merupakan konsep yang berkaitan dengan pemindahan kepemilikan barang dari satu pihak ke pihak lain. Fungsi pertukaran dibagi menjadi 2 fungsi, yaitu fungsi pembelian dan fungsi penjualan.

            Fungsi pembelian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh barang dan jasa dengan kuantitas dan kualitas yang dibutuhkan oleh konsumen sehingga dari kegiatan ini akan menimbulkan kepuasan konsumen. Prinsip fungsi pembelian adalah untuk mencari konsumen, sehingga diperlukan pemahaman mengenai hal yang mampu menarik kunsumen untuk membeli produk tersebut. kegiatan yang termasuk dalam proses pembelian adalah:

  1. Perencanaan
  2. Pencarian kontak konsumen
  3. Assembling
  4. Perundingan
  5. Kontrak

Fungsi penjualan merupakan kegiatan yang meliputi seluruh aktivitas untuk mempertemukan penjual dan pembeli. Kegiatan penjualan merupakan awal dari kegiatan pembelian, karena tanpa adanya kegiatan penjualan maka pembelian oleh konumen tiak akan terjadi. Kegiatan yang temasuk dalam kegiatan penjualan adalah:

  1. Perencanaan dan pengembangan produk
  2. Pencarian kontak pelanggan
  3. Menciptakan permintaan
  4. Negosiasi
  5. Menghubungi calon pelanggan

2.      Fungsi fisis

Fungi fisis meliputi kegiatan pengangkutan, penyimpanan, dan pemrosesan barang. Funsi fisis pada kegiatan pemasaran difokuskan pada kegunaan waktu yaitu pada aktivitas pengangkutan, tempat yaitu pada aktivitas penyimpanan, dan bentuk yaitu pada aktivitas pemrosesan barang.

Fungsi pengangkutan adalah kegiatan memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain yang diinginkan. Misalnya pemindahan barang dari produsen menuju tempat konsumen.


Fungsi penyimpanan adalah kegiatan penyimpanan suatu produk mulai dari produk tersebut diproduksi hingga produk tersebut sampai ke tangan konsumen. Fungsi penyimpanan memilikipengertian lain yaitu menjaga produk yang telah di produksi sebagaipersediaan produk agar produk tersebut terhindar dari resiko kerusakan atau resiko lainnya.

Fungsi pemrosesan dalah kegiatan pengolahan suatu barang mejadi barang baru yang memiliki nilai jual sehingga dapat menghasilkan nilai tambah. Misalnya adalah pengolahan buah apel menjadi sirup apel, sehingga menambah nilai atau harga dari buah apel itu sendiri.

3.      Fungsi penyediaan sarana

Fungsi penyediaan sarana merupakan semua kegiatan yang dapat memperlancar kegiatan operasional pemasaran. Beberapa kegiatan pada fungsi penyediaan sarana adalah sebagai berikut:

  1. Informasi pasar
Informasi pasar bertujuan untuk menyajikan informasi pengenai situasi dan kondisi perdagangan suatu barang secara umum yang meliputi jenis produk, harga jual, dan hal lain yang berkaitan dengan produk tersebut. informasi pasar dapat diperoleh dari berbagai sumber sepeti media massa dan internet.. informasipasar yang memadai dapat menjadi bahan perencanaan bagi penjual untuk melakukan pemasaran.

  1. Penanggulangan resiko
Pemilik usaha harus mampu menanggung resiko selama proses pemasaran berlangsung. Resiko pemasaran meliputi resiko kerusakan produkmaupun resiko produk yang tidak terjual. Penanggulangan resiko perlu direncanakan agar usaha yang dijalankan berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan.

Kegiatan pemasaran dilakukan untuk mengenalkan produk, serta menjelaskan fungsi, manfaat, dan keunggulan suatu produk atau jasa yang dibuat. Pentingnya sebuah pemasaran di dalam usaha bisnis bahkan bisa menjadi penentu berkembang tidaknya sebuah usaha.

Demikian artikel yang dapat saya buat.
Terimakasih, semoga bermanfaat..
 


Strategi Ekspor Buah Apel

Strategi Ekspor Buah Apel Foto oleh Bruno Scramgnon dari Pe...